Minat masyarakat kota Pekalongan untuk membuat pakaian dijahitkan di sejumlah penjahit di Kota Pekalongan dalam beberapa pekan ini cenderung sepi.
Beberapa usaha penjahit pakaian masih terima orderan dari konsumen lama. Sementara untuk order jahitan pakaian dari para konsumen baru hampir tidak ada.
Salah satu pemilik usaha taylor di Jalan Kalimantan Kota Pekalongan, Masto’ah mengatakan, sudah sepekan ini order jahitan yang masuk di tempatnya mengalami penurunan.
Kalau biasanya dalam seminggu, Ia bisa menerima order jahita sekitar 50 sampai 60 potong pakaian. Tetapi untuk beberapa pekan ini hanya menerima 20 potong pakaian saja.
Menurut Masto’ah, sepinya order jahitan ini disebabkan oleh sejumlah hal diantaranya karena murahnya harga pakaian jadi dibandingkan dengan ongkos bayar jahitan.
Penyebab lainnya karena masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokoknya daripada hanya sekedar menyisakan uang untuk menjahit baju baru. Apalagi saat ini terjadi perang tariff jahitan dibeberapa penjahit.
Masto’ah menambahkan, tariff paling murah yang dipatok untuk satu potong hem baju mencapai 60 ribu rupiah. Harga tersebut masih stabil dan belum ada kenaikan.
(Sri Rejeki – Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4327 |
![]() |
: | 688 |
![]() |
: | 1 |