Â
Dinas Kesehatan atau Dinkes mencatat di tahun 2018 ada 6,99 persen atau sebanyak 1329 dari 19.007 balita di Kota Pekalongan mengalami stunting atau kurang gizi kronis.
Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan angka stunting nasional  yang telah mencapai 30 persen.
Kepada Radio Kota Batik  Sekretaris Dinkes setempat  dokter Tuti Widayati mengatakan meskipun angka stunting di Kota Batik masih rendah  namun Dinkes terus melakukan upaya meminimalkan stunting .
Dokter Tuti menjelaskan  penanganan stunting harus dilakukan melalui program seribu hari pertama kehidupan yaitu mulai dari remaja putri yang akan diberi tablet Fe atau tambah darah  agar saat menjadi ibu hamil nanti tidak mengalami anemi atau kurang darah.
Sebab menurut Tuti  ibu hamil yang anemi merupakan salah satu penyebab lahirnya bayi stunting  Sedangkan untuk bayi  akan diberi vitamin A satu tahun 2 kali  pemberian makanan tambahan  serta tablet zinc bagi balita yang diare  agar nantinya menjadi anak yang tumbuh sehat dan produktif.
Dokter Tuti Widayanti  mengungkapkan  balita stunting  biasanya mulai terlihat saat balita berusia 1 tahun  dengan ukuran tubuh yang kecil atau kucrit  Selain itu  balita stunting akan mudah terserang infeksi  diantaranya infeksi pencernaan dan pernafasan.  (Kharisma - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4457 |
![]() |
: | 7246 |
![]() |
: | 1 |