Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi Program Filariasis Dalam Rangka Advokasi dan Sosialisasi POPM Filariasis, pada Selasa 22 Oktober, di lantai 3 BKD setempat.
Kepada Radio Kota Batik, Kepala Dinas Kesehatan setempat Slamet Budiyanto mengatakan, rakor digelar juga sebagai evaluasi pelaksanaan POPM 2017 – 2018. Dimana dari hasil evaluasi diketahui,bahwa angka mikrovilaria rate di Kota Pekalongan, lebih dari 1 persen.
Sehingga menurut Slamet Budiyanto, Kota Pekalongan, harus mengulang POPM selama 2 tahun mendatang, yaitu 2020 hingga 2021.
Menurut Slamet Budiyanto, meski cakupan minum obat POPM di Kota Pekalongan baik, yaitu 74,9 persen, namun kepedulian terhadap kebiasaan mencegah gigitan nyamuk masih rendah.
Sementara itu, mewakili Wali Kota Pekalongan, Asisten Pembangunan Setda Kota Pekalongan, Erly Nuvianti,menjelaskan, Kota Pekalongan masih memiliki resiko penuaran filaria yang tinggi, karena angka vilaria rate masih diatas 1 persen.
Erly Nuvianti menambahkan, dalam rakor yang digelar ini, kepatuhan masyarakat dalam meminum obat dapat meningkat, dengan harapan tingkat kesehatan masyarakat meningkat. (Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4438 |
![]() |
: | 3242 |
![]() |
: | 1 |