Perum Bulog Kantor Cabang Pekalongan, selama 2019, hanya mampu menyerap beras petani sebesar 50 persen saja, dari target 67 ribu ton. Serapan beras dari petani hanya 34 ribu ton saja, selama satu tahun.
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Pekalongan, Ari Afriansyah mengatakan, miniman serapan beras tersebut, selain akibat dari harga beli Pemerintah lebih kecil dari pasar, petani atau penggilingan juga lebih memilih menjual langsung pada pasar.
Kepada Radio Kota Batik, Ari menjelaskan, kebijakan Pemerintah juga mempengaruhi serapan dan penyaluran beras tersebut.
Ari mencontohkan, dulu hasil serapan beras oleh Bulog, disalurskan untuk program Rastra atau beras sejahtera, namun oleh Pemerintah diganti menjadi Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT. Hal itu mempengaruhi distribusi beras yang diserap oleh Bulog.
Ari Afriansyah menambahkan, penyerapan dan distribusi beras, sudah diatur dalam Instruksi Presiden Nomer 5 Tahun 2015, tentang Kebijakan Pengadaan Gabah atau Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah. (Adam – Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4484 |
![]() |
: | 1145 |
![]() |
: | 1 |