Penelantaran ekonomi menjadi jenis kekerasan berbasis gender, yang paling banyak dialami di kota batik, utamanya pada kaum perempuan.
Hal itu sesuai dengan data kekerasan berbasis gender Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Anak DPM PPA, tahun 2019.
Kabid Pemberdayaan dan Perlindungan Anak pada DPM PPA, Nur Agustina menyebutkan, dari 17 kasus kekerasan berdasarkan gender yang dicatat, 13 kasus merupakan penelantaran ekonomi, disusul kasus psikis, kasus fisik dan kasus kekerasan seksual.
Menurut Agustin, dengan masih kentalnya budaya patriarki, maka sebagian besar yang menjadi korban dari penelantaran ekonomi, adalah perempuan dan anak.
Agustin menilai, kekerasan jenis penelantaran ekonomi bisa dilaporkan agar yang bersangkutan mendapat efek jera. Namun kebanyakan, jenis kekerasan tersebut dianggap menjadi hal biasa bagi masyarakat, sehingga korban merasa iklas dan rela menerima perlakuan tersebut. (Kharisma - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4406 |
![]() |
: | 2669 |
![]() |
: | 1 |