Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan penjualan diberbagai sektor perdagangan, termasuk bagi para pengrajin dan pengusaha Batik di Kota Pekalongan.
Salah satu Pengurus Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia atau APPBI, Failasuf kepada Radio Kota Batik mengungkapkan, semua produksi dan marketing batik lumpuh sejak 4 bulan baik di tingkat nasional dan internasional.
Namun, pihaknya tidak menduga, karena pengrajin batik kelas bawah malah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan produk seperti daster dan masker, yang dijual dengan sistem online.
Failasuf menambahkan, lumpuhnya penjualan batik, karena sejumlah pasar di luar kota hingga pasar internasional, tidak beroperasi. (Sigit – Regina)