Tim petugas pemantauan masing-masing bendung di Kabupaten Pekalongan, secara berkala akan menyampaikan laporan perkembangan ketinggian debit airnya.
Kepada Radio Kota Batik, Kabid Pengelolaan Sumber Daya Air PSDA DPU Taru Kabupaten Pekalongan Edi Setiawan mengungkapkan, pihaknya akan menerima laporan dari tim pemantau setiap hari hingga beberapa kali tergantung kondisi dilapangan.
Bahkan saat hujan turun dengan intensitas tinggi, maka laporan dilakukan maksimal dalam dua jam sekali.
Menurut Edi Setiawan, masing-masing bendung memilik status perhitungan yang berbeda-beda, tergantung tinggi air, debit air dalam kondisi siap, siaga, awas maupun bahaya.
Salah satu contoh, di bendung Gembiro masuk kondisi siap tinggi air 0,3 Meter dengan debit 6.195 meter,detik, kemudian masuk kondisi Siaga tinggi air bertambah 0,45 meter asumsi debit air 11.367 meter,detik, dan saat masuk kondisi awas tinggi air 0,6 meter dan debit air 17.000 meter,detik, lebih dari angka tersebut sudah masuk bahaya.
Apabila dengan melihat kondisi debit tersebut ternyata bendung tidak diatur bukaanya, maka bisa membahayakan bendung yang bisa jebol, selain itu debit air yang tinggi didaerah atas bisa terjadi limpas atau banjir. (Tri Handayani - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4411 |
![]() |
: | 2602 |
![]() |
: | 1 |