Menghadapi musim hujan yang bergantian dengan cuaca panas seperti ini, Dinas Kesehatan Dinkes Kota Pekalongan mengimbau masyarakat untuk mulai mewaspadai wabah chikungunya atau flu tulang.
Epidemolog pada Dinkes setempat, Opick Taufik mengatakan wabah Chikungunya penyebabnya sama dengan demam berdarah yakni karena nyamuk Aides Aegypti yang berkembang biak pada genangan air jernih seperti air sisa hujan, hanya saja virus yang dibawa berbeda.
Opick menyebutkan pada akhir Desember 2020 lalu Chikungunya sudah menyebar di berbagai wilayah di Pekalongan, yakni 40 kasus berada di Banyurip dan Buaran Kradenan.
Sementara di awal 2021 ini Dinkes sudah menerima laporan wabah Chikungunya sebanyak 6 kasus di Medono, dan 20 kasus di Kuripan.
Opick mengungkapkan wabah nyamuk Aides Aegypti yang membawa virus Chikungunya itu memang tidak menyebabkan kematian seperti demam berdarah, namun penularannya cenderung lebih cepat dan menyebabkan komplikasi berbahaya.
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat bisa menggalakkan pencegahan Chikungunya menggunakan cara yang persis dengan pencegahan demam berdarah, yakni dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). (Kharisma - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4447 |
![]() |
: | 2856 |
![]() |
: | 1 |