Musibah banjir di tengah pandemi Covid-19 dikhawatirkan memunculkan klaster baru di lokasi pengungsian karena banyaknya masyarakat yang berkerumun menjadi satu.
Mengatasi hal itu Pemkot Pekalongan membuat lokasi pengungsian di gedung-gedung sekolah agar masyarakat yang mengungsi bisa tetap mengedapankan protokol kesehatan, salah satunya yakni pengungsian yang berada di SMK Negeri 2 Pekalongan.
Koordinator Lapangan Pengungsian di SMK Negeri 2, Sumarjono mengatakan ada 4 ruangan sekolah yang dimanfaatkan untuk lokasi pengungsian terdiri dari 1 ruang aula untuk tempat tidur pengungsi, 2 ruang kelas untuk tempat khusus balita, dan 1 ruang untuk jemuran pakaian.
Sumarjono menjelaskan selain dimaksimalkan upaya menjaga jarak di tempat untuk tidur, tempat mencuci tangan dan MCK yang layak, pengungsi juga secara rutin dibagikan masker.
Salah seorang warga Cokrah Dukuh Kabupaten Pekalongan yang ikut mengungsi di SMK Negeri 2 Pekalongan, Liandayani mengaku selama 2 hari mengungsi sejak Senin, 8 Februari 2021, semua kebutuhan terjamin mulai dari makanan, minuman, pakaian, hingga tempat tidurnya sangat nyaman.
Liandayani juga tidak merasa khawatir dengan covid saat di pengungsian, karena lokasi tidurnya diberi jarak-jarak sehingga tidak berkerumun.
Hal senada juga dikatakan oleh pengungsi lainnya, Rotikah bahwa selain seluruh kebutuhan tercukupi dan fasilitasnya nyaman, cara tidur pengungsi dibuat sepetak-sepetak setiap keluarganya sehingga memenuhi aturan jaga jarak.
Sementara itu dari data BPBD Kota Pekalongan jumlah titik pengungsi saat ini terus bertambah yang semula berada di 47 titik menjadi 65 titik karena untuk mematuhi standar protokol kesehatan. (Kharisma-Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4447 |
![]() |
: | 2334 |
![]() |
: | 1 |