Aktivitas kegempaan di Jawa Tengah telah meningkat dalam waktu 5 tahun terakhir, dengan data tercatat sekitar 100 event gempa pada tahun 2008-2015, sementara 500 kali gempa pada 2016 – 2020.
Peningkatan gempa tersebut terjadi karena banyak faktor, salah satunya sistem yang semakin canggih dari BMKG yang terus meningkatkan dan memperluas deteksi dini gempa di beberapa tempat.
Kepada Radio Kota Batik Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie mengatakan saat ini terdata ada 295 sesar aktif di Indonesia, sedangkan di Jawa Tengah sendiri ada 7 sesar aktif, di antaranya beribis kendeng, Aji Barang, Merapi, Merbabu, Muria, Pati, dan lasem 1 serta 2, dengan rata-rata peringatan dini waspada gempa yang kemungkinan dapat terjadi berkekuatan 6,6 Magnitudo.
Menurutnya dari data 7 sesar tersebut merupakan data yang ada saat ini, namun tidak menutup kemungkinan ada sesar lain yang juga aktif namun belum terdeteksi.
Aji menambahkan di daerah Jateng dari data yang ada tercatat peningkatan gempa kategori gempa tektonik dengan kategori gempa dibawah 5 Magnitudo atau golongan gempa mikro, namun meskipun gempa kecil kerugian karena kerusakan bangunan juga dirasakan masyarakat seperti salah satunya gempa tahun 2018 di Kali Bening dengan kekuatan 4,4 magnitudo. (Naila–Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4462 |
![]() |
: | 4428 |
![]() |
: | 1 |