Pemerintah Kota Pekalongan kembali meniadakan Festival Lopis Raksasa yang biasanya digelar pada Syawalan atau 7 hari setelah perayaan Idul Fitri, mengingat perayaan tahunan tersebut memicu kerumunan massa. Pelarangan ini merupakan kedua kalinya di masa pandemi Covid-19.
Meski demikian pengrajin lopis tetap membuat dan menjajakan lopis selama momen Syawalan. Bahkan, tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Hal itu salah satunya disampaikan pemilik brand “Lopis Lambang Kebahagiaan”, Usman Husin.
Usman menyebutkan jika pada tahun 2020 pihaknya hanya menghabiskan 1 kuintal beras ketan untuk membuat lopis, namun untuk tahun ini naik mencapai 3 kuintal. Jumlah tersebut masih sedikit dibandingkan kondisi normal yakni 4–5 kuintal.
Dari 3 kuintal beras ketan itu Usman menuturkan dapat menghasilkan sekitar 300-500 lopis. Adapun harga berkisar 15 ribu hingga 150 ribu rupiah tergantung ukurannya.
Usman mengaku selain dari Kota Pekalongan pelanggan berasal dari luar kota atau luar pulau seperti Cilacap dan Palembang. Adapun puncak keramaian penjualan lopis menurut Usman terjadi pada malam Syawalan. (Ula–Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4433 |
![]() |
: | 3502 |
![]() |
: | 1 |