Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan di tahun 2020 lalu setidaknya ada seribuan anak atau 9% anak di Kota Pekalongan diketahui mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan yang tajam jika dibandingkan dengan angka stunting di tahun 2019 lalu yang hanya sebesar 6% an saja.
Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan kenaikan angka stunting yang cukup tinggi itu sangat dipicu dengan kondisi pandemi Covid-19, di mana perekonomian dan kesejahteraan masyarakat banyak yang terimbas virus Corona.
Menurut Slamet Budiyanto beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani kasus stunting di antaranya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pola asuh yang baik serta menangani bagaimana kecukupan gizinya.
Pengetahuan inilah yang dinilai menjadi penting dan menjadi peran dari siapa saja, baik itu Forkopimda, pelayan kesehatan, tokoh masyarakat, hingga ibu-ibu PKK.
Selain memberikan edukasi dan interfensi gizi, Slamet Budiyanto menambahkan Dinkes juga terus berupaya menangani penyakit penyerta yang dialami anak, di mana penyakit penyerta itu juga menjadi faktor anak-anak terus mengalami stunting. (Kharisma-Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4436 |
![]() |
: | 746 |
![]() |
: | 1 |