Dalam mewujudkan kesetaraan gender Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan menggelar Advokasi Pengarusutamaan Gender selama 2 hari yaitu pada 15 dan 16 September di Ruang Jetayu Setda setempat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh organisasi perempuan seperti Fatayat, Muslimat NU, dan Nasyiatul Aisyiyah sejumlah 45 peserta dengan protokol kesehatan yang ketat. Advokasi tersebut membahas tentang pengenalan IPM, IPG, dan IDG, perspektif gender dari sisi Islam dan perempuan di era digital.
Kepada Radio Kota Batik Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada DPMPPA setempat, Nur Agustina mengatakan 5 tahun ke depan pihaknya akan memfokuskan pada organisasi perempuan melalui advokasi persamaan gender.
Melihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) untuk Kota Pekalongan termasuk rangking nomer 4 dari bawah se-Jateng upaya keterlibatan perempuan di parlemen masih di angka 8%, pendapatan per kapita masih rendah, dan yang baik yaitu peran perempuan sebagai profesional.
Sementara itu General Manager Harian Radar Pekalongan sekaligus salah satu narasumber Advokasi PUG, Ade Asep Syarifuddin mengatakan materi yang disampaikan terkait Perempuan di era digital seperti pemahaman perempuan pada literasi digital dan pemanfaatan digital bagi perempuan.
Asep menilai bahwa perempuan masih sebagai konsumen digital, padahal pada era digitalisasi bisa bergerak dengan cepat untuk mencapai tujuan dalam hal apapun, seperti ilmu pengetahuan dan sarana prasarana, sehingga dengan pemanfaatan digital yang produktif bisa menjadikan perempuan lebih siap menghadapi perkembangan zaman. (Adam - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4429 |
![]() |
: | 737 |
![]() |
: | 1 |