Hingga tahun 2022, pandemi Covid-19 belum berakhir. Kasus terkonfirmasi positif pun fluktuatif setiap harinya, yang terjadi di setiap daerah, tak terkecuali Kota Pekalongan.
Kondisi ini, tentu memberikan dampak terhadap sektor perekonomian. Hampir semua sendi-sendi perkonomian mengalami kelesuan.
Hal tersebut, diungkapkan Kabid Koperasi dan UKM pada Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Nugroho Hepi Kuncoro. Meski demikian, menurutnya ada beberapa UMKM yang mampu bertahan. Para UMKM secara cepat merespon perubahan, yang terjadi di tengah masyarakat. Mereka menyesuaikan kebutuhan, yang tentunya memengaruhi jenis permintaan.
Hal senada, diakui salah satu pengusaha craft dengan label Wiyuna, Nabila Widodo. Ia mengungkapkan, dirinya menambah produk berupa konektor masker. Sebelumnya, hanya menawarkan tas dan sepatu rajut.
Pihaknya mengaku, pandemi memang berpengaruh pada penjualan, namun tidak signifikan, karena memaksimalkan peluang lain yang dapat dikembangkan.
Kemampuan beradaptasi inilah, yang tidak dimiliki wirausahawan di tempat lain, sehingga sejauh ini, Kota Pekalongan masih menjadi yang terdepan dalam, memanfaatkan kesempatan dengan modifikasi produk yang dimiliki. (Ula – Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4430 |
![]() |
: | 5325 |
![]() |
: | 1 |