Ratusan aktifis perempuan dari komunitas, organisasi wanita dan Tim Pengerak PKK Kota Pekalongan mendeklarasikan, pengusulan kebaya sebagai busana warisan asli ke UNESCO. hal tersebut terungkap dalam peringatan hari batik nasional di halaman Museum Batik.
Walikota Ahmad Afzan Raslan Djunaid menjelaskan, dengan adanya deklarasi tersebut, kebaya diharapkan bisa diakui olehg UNESCO sebagai warisan budaya milik bangsa Indonesia.
Sementara itu, Ketua Generasi Penerus Batik Pekalongan H.Romi Oktabirawa mengatakan, sebelumnya di tahun 2009 Pekalongan, sudah mempelopori pengajuan batik ke UNESCO, dan saat ini Pekalongan kembali akan mendorong pengusulan kain kebaya ke UNESCO.
Menurut Romi Oktabirawa, kebaya yang diusulkan ke UNESCO sebagai busana warisan asli adalah atasan kebaya dengan bawahannya adalah mengunakan kain batik.
Romi menambahkan, hingga saat ini memang belum ada yang mengklaim dan mengajukan kebaya ke UNESCO, dan harapannya daerah lain di Indonesia tidak saling berebut klaim melainkan berkolaborasi bersama, agar predikat kebaya sebagai budaya asli Indonesia bisa akui oleh UNESCO.
Pada Deklarasi Kebaya Goes To Unesco, diucapkan dan ditandatangani oleh perwakilan organisasi wanita yang terdiri dari Tim Penggerak PKK, Perkumpulan Annisa Solichah, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI), serta Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, saat upacara peringatan hari batik nasional ke 13 , pada Minggu 2 Oktober 2022, di kawasan Jetayu. (Kharisma - Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4456 |
![]() |
: | 4294 |
![]() |
: | 1 |