Menanggapi maraknya kasus leptospirosis di Jawa Timur, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitar.
Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes setempat, Opik Taufiq menuturkan penyakit itu disebabkan oleh bakteri leptospira melalui abrasi kulit saat terpapar air yang terkontaminasi urine dari hewan yang terinfeksi.
Pihaknya mencatat kasus leptospirosis pernah ditemukan pada 2019 dan 2021 masing-masing 1 kasus. Sementara tahun 2022 hingga awal 2023 belum ada laporan penyakit tersebut di Kota Pekalongan.
Opik menambahkan penyakit leptospirosis banyak dijumpai di wilayah dengan curah hujan tinggi, banjir, selokan, dan sanitasi yang buruk.
Adapun gejala khas yang timbul di antaranya nyeri betis, demam tinggi, mata merah, kencing keruh bahkan terdapat darah, batuk, dan diare. (Ula - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4417 |
![]() |
: | 3167 |
![]() |
: | 1 |