Sulitnya mendapatkan dokumen tentang awal mula tradisi Lopis Syawalan di Krapyak tidak menyurutkan Achmad Ilyas untuk menyelesaikan buku tersebut.
Sebagai penulis yang merupakan warga asli Krapyak ia sangat terbuka dan berharap mendapatkan berbagai informasi baru untuk melengkapi data yang telah dimilikinya. Salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi Dinparbudpora Kota Pekalongan di aula Kelurahan Krapyak, Kamis (6/7).
Dirinya memberikan bocoran bahwa “Lopis Besar” akan menjadi kata yang dipilih pada judul bukunya nanti. Meskipun judul lengkapnya sendiri belum ada dan harus difikirkan lebih mendalam karena berkaitan dengan visi dan misi.
Achmad Ilyas menambahkan naskah ini adalah prasyarat bagi Tradisi Lopis Besar Syawalan untuk didaftarkan pada Kemendikbud, sehingga mendapatkan penetapan sebagai warisan budaya tak benda. (Anto - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4400 |
![]() |
: | 4101 |
![]() |
: | 1 |