Tak ingin terpuruk oleh keadaan, Kelompok Tani Ternak (KTT) Putra Panjang Baru, manfaatkan lahan kosong di belakang kawasan sabuk penahan gelombang atau rob, menjadi kandang sapi perah. Langkah ini diambil sebagai salah satu upaya agar Kelompok Tani Ternak tetap dapat memutar roda ekonomi mereka, dan mandiri.
Sebelumnya, lahan tersebut kerap menjadi langganan rob. Namun, oleh warga ditimbun tanah, dan disulap menjadi perkampungan sapi perah.
Uniknya, perkampungan sapi perah tersebut, berada di daerah pesisir pantai Kota Pekalongan. Biasanya, peternak sapi perah berada di wilayah pegunungan, dengan suhu dingin.
Salah seorang Pemilik Sapi perah, yang tergabung dalam KTT Putra Panjang Baru, Ali mengaku, dirinya membangun usahanya sejak satu tahun lalu. Namun, ia telah menggeluti dunia peternakan sejak lama. Saat ini, Ali telah mempunyai 19 ekor sapi perah, yang dapat memproduksi 45 – 50 liter susu per hari, dari 5 ekor sapi.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ilena Palupi menjelaskan, pengelolaan perkampungan sapi perah ini dilakukan secara komunal. Ia menyebutkan, di area tersebut memiliki tiga kandang komunal. Saat ini, jumlah sapi yang diternak sebanyak 105 ekor. Sedang produksi susu perah yang dihasilkan bisa mencapai 12 liter susu per hari.
Lebih lanjut, Ali berharap, perkampungan sapi tersebut akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Selain dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, juga akan meningkatkan daya kreativitas dan inovasi masyarakat. Khususnya, dalam pengelolaan kotoran hewan, yang dapat dijadikan pemadat tanah di sekitar kandang sapi, pupuk, dan bio gas . (Naila – Ribut)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4398 |
![]() |
: | 1606 |
![]() |
: | 1 |