Anggapan tentang sikap apatis anak muda terhadap politik rupanya disanggah oleh sekelompok anak muda yang tergabung di Lingkar Kajian Kota Pekalongan (LKKP). Kelompok yang terdiri atas pelajar dan mahasiswa Pekalongan ini aktif dalam menggelar berbagai kegiatan khususnya kajian kebijakan publik yang ada di Kota Pekalongan. Selain itu lembaga ini aktif juga melakukan riset yang berkenaan dengan kebijakan publik dan analisis masalah sosial di Kota Pekalongan.
Rangga Setya Nugraha, Sekretaris LKKP mengungkapkan dalam banyak kesempatan anak-anak muda kerap melakukan diskusi kecil berkenaan dengan politik. Bahkan dalam obrolan-obrolan mereka kerap pula menyoalkan wacana-wacana yang berkembang di dunia politik maupun kebijakan politik skala lokal, nasional, dan hal-hal yang berkenaan dengan isu-isu geopolitik.
Rangga mengaku cara gen-z mengakses informasi mengenai politik dan kebijakan politik cenderung mengandalkan media sosial. Hanya informasi di media sosial cenderung sepotong-sepotong dan kurang lengkap. Bahkan minus kajian yang mampu menyajikan hasil riset yang lengkap.
Hal itu dipertegas Ishak Rouf, aktivis LKKP. Menurutnya kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemegang kekuasaan pada dasarnya adalah imbas dari wacana politik yang berkembang. Ia menilai politik memiliki andil besar dalam menentukan arah kehidupan masyarakat.
Hal serupa juga diungkap Direktur Eksekutif LKKP, Muhammad Haidar Fikri. Menurutnya anak-anak muda Pekalongan harus melek politik. Apalagi pada tahun 2045 Indonesia akan menyambut bonus demografi. Saat itu anak-anak muda akan menjadi penentu arah kebijakan. (Ribut - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4397 |
![]() |
: | 1573 |
![]() |
: | 1 |