Dinamika sosial yang berkembang dewasa ini menuntut setiap orang dapat merespons secara cepat pada fenomena kehidupan. Hal itu membuat Gen Z perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam merespons setiap keadaan. Seperti diungkapkan Izza Himawati, dosen psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan saat mengisi program Anda dan Keluarga di Radio Kota Batik.
Menurutnya hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan resiliensi pada setiap pribadi. Izza menjelaskan resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan mengambil keputusan di dalam menyikapi setiap situasi yang berubah-ubah.
Izza menyebutkan adaptasi yang dimaksud tidak sekadar mengikuti arus. Akan tetapi dibarengi dengan kemampuan diri untuk melakukan maneuver, sehingga situasi apapun yang dihadapi tidak sampai mengubah sikap, perilaku, dan kepribadian seseorang.
Izza menambahkan bonus demografi tahap pertama yang akan berlangsung pada tahun 2030 berpeluang menciptakan depresif bagi Gen Z. Menurutnya dominasi angkatan produktif yang tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang mencukupi berpeluang menciptakan penganggur baru. Sehingga hal tersebut perlu disikapi sejak dini. Gen Z perlu memiliki bekal kemampuan resiliansi agar tidak terjebak dalam situasi yang dapat membuat kacau mereka.
Untuk alasan itu Izza menyarankan agar Gen Z mulai melakukan berbagai upaya penguatan kepribadian. Salah satunya dengan menemukan hal-hal yang dapat membuat yakin bahwa apa yang dilakukannya saat ini berguna bagi masa depannya dan mulai meninggalkan kebiasaan overthingking. (Ribut - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4395 |
![]() |
: | 2767 |
![]() |
: | 1 |