Faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling banyak kasus perceraian di wilayah Kota Pekalongan. Meski demikian, jumlah angka perceraiannya masih berada dibawah rata-rata, jika dibandingkan dengan daerah sekitar.
Panitera Muda Pengadilan Agama setempat, Faizal Ghozi, kepada Radio Kota Batik mengatakan, selain faktor ekonomi, faktor lain yang menyebabkan perceraian yaitu pihak suami yang dinilai tidak bertanggung jawab.
Faizal menjelaskan, angka perceraian setiap bulan jumlahnya fluktuatif, dikisaran 20 an kasus. Sedangkan selama bulan September mencapai 27 kasus.
Faizal Ghozi menambahkan, dari jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Agama, sebagian besar merupakan gugat cerai yang diajukan oleh pihak istri. Alasannya dinilai kurang memberikan nafkah atau bahkan tidak adanya nafkah dari suami.
(Regina-Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4400 |
![]() |
: | 3779 |
![]() |
: | 1 |