Sekalipun diakui sebagai kota produsen batik yang mampu menguasai hampir 60% pasar batik di Indonesia dan mancanegara, rupanya Kota Pekalongan merupakan daerah yang tidak memiliki cukup suplai bahan baku produksi batik. Hal itu diakui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan, Nur Priyantomo saat hadir dalam sosialisasi Batik Ekologis di Hotel Dafam, Jumat (22/3).
Menurutnya bahan-bahan baku produk batik tidak ada yang diproduksi di Kota Pekalongan. Namun begitu Kota Pekalongan memiliki cukup banyak Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengembangan produksi batik.
Kreativitas masyarakat inilah yang oleh Nur Priyantomo dinilai sebagai satu-satunya modal yang dimiliki Kota Pekalongan. Bahkan melalui kreativitasnya Kota Pekalongan termasuk kota yang cukup memiliki daya tahan terhadap krisis lebih baik dibandingkan daerah lain.
Meski begitu Nur Priyantomo mengakui di balik popularitas batik Pekalongan permasalahan lingkungan patut menjadi perhatian bersama. Apalagi dampaknya tak sekadar pencemaran sungai melainkan pula memicu bagi terjadinya perubahan iklim menuju kondisi yang semakin parah.
Nur Priyantomo juga mendukung upaya Kemitraan dalam mengenalkan dan mengembangkan batik ekologis. Terutama untuk sedikit menghambat laju tingkat keparahan dampak perubahan ikllim di Kota Pekalongan. (Ribut)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4403 |
![]() |
: | 1955 |
![]() |
: | 1 |