Bak laron yang bermunculan selepas hujan para penjual makanan dan minuman mendadak membanjir di setiap momentum Ramadhan. Hal itu menjadi sorotan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan guna menjamin keamanan manakan dan minuman yang dipasarkan.
Seperti dikemukakan Sanitarian Muda dan Subkoordinator Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Pekalongan, Maysaroh sejak hari Senin (18/3) hingga Jumat (22/3) pihaknya intensifkan pengawasan makanan dan minuman yang dijual untuk kebutuhan takjil. Dalam kegiatan tersebut pihaknya mengerahkan 4 tim yang diterjunkan ke 4 kecamatan di wilayah Kota Pekalongan.
Maysaroh menjelaskan setiap tim diminta untuk mengambil 50 sampel makanan takjil yang dijajakan untuk kemudian diuji. Meski begitu pemilihan sampel dilakukan dengan mencermati tampilan, warna, dan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. 50 sampel tersebut merupakan jenis makanan yang diduga mengandung zat berbahaya.
Maysaroh menambahkan sidak takjil yang dilangsungkan tahun ini menemukan hasil yang berbeda dari tahun sebelumnya. Pada tahun lalu pihaknya menemukan jenis makanan berbahan pewarna sintetis berupa kerupuk usek dan bubur. Namun tahun ini pihaknya menemukan pemakaian bahan boraks pada dua jenis makanan. (Ribut)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4422 |
![]() |
: | 3727 |
![]() |
: | 1 |