Penurunan muka tanah di Kota Pekalongan menjadi persoalan serius. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan terus melakukan berbagai upaya untuk menahan laju penurunan tanah, seperti mengurangi ketergantungan penggunaan air bawah tanah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo mengungkapkan untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang dan Kabupaten Pekalongan, serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Pusat guna meningkatkan pasokan air baku permukaan yang bersumber dari pegunungan. Selain itu Pemkot Pekalongan juga berencana menambah jaringan perpipaan untuk memastikan distribusi air permukaan yang lebih luas ke seluruh wilayah Kota Pekalongan.
Dengan begitu menurut Cayekti penggunaan air tanah bisa dikurangi secara bertahap. Sehingga dapat menekan laju penurunan tanah di Kota Pekalongan. Akan tetapi langkah ini kemungkinan mengalami kendala dengan adanya pembangunan hotel dan restoran yang memang menyerap banyak air tanah dan belum bisa dihentikan sepenuhnya, karena berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat setempat.
Cayekti menambahkan kebutuhan air di Kota Pekalongan mencapai sekitar 641 liter per detik yang mencakup kebutuhan domestik, perhotelan, dan industri. Sementara pasokan air baku permukaan belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga pengurangan air tanah harus dilakukan dengan perhitungan yang matang agar tidak mengganggu pasokan air bagi warga maupun industri. (Anto - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4404 |
![]() |
: | 3380 |
![]() |
: | 1 |