Tradisi Nyadran Gunung siap kembali digelar. Sejumlah persiapan saat ini tengah dirancang menyambut gelaran tradisi tahunan masyarakat Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Batang.
Seperti dituturkan MJA Nashir, Steering Committee (SC) Nyadran Gunung Silurah tradisi ini merupakan ritual tahunan yang sudah diselenggarakan dari masa ke masa. Sehingga tradisi ini sudah mendarah daging di urat nadi kehidupan masyarakat Silurah.
Nashir juga menjelaskan dalam tradisi Nyadran Gunung terdapat berbagai rangkaian upacara yang memiliki nilai sacral. Pada malam sebelum dilakukan Nyadran Gunung masyarakat dan para tetua desa akan menjalankan ritual ider-ider. Yaitu semacam ritual mengelilingkan pusaka desa mengitari desa. Ritual ini merupakan simbol penjagaan desa dari segala macam ancaman bahaya.
Sementara, pada pagi harinya warga Desa Silurah akan berkumpul di kawasan hutan larangan di lereng gunung Rogokusumo untuk melakukan ritual Nyadran Gunung. Biasanya akan disediakan hewan yang siap dijadikan korban. Untuk tiap tahunnya hewan yang dikorban berupa wedus kendit. Sedang pada tiap hitungan tahun ke-7, binatang yang dikorbankan berupa kebo bule.
Nashir menambahkan pada pelaksanaan Nyadran Gunung kali ini akan diselenggarakan pada 28-30 November 2024. Puncaknya akan diselenggarakan pada Jumat Kliwon bulan Jumadil Awal atau tepat pada 29 November 2024 mendatang. (Ribut - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4405 |
![]() |
: | 1936 |
![]() |
: | 1 |