Bendung Gembiro yang belakangan ini kembali viral namanya di media sosial (medsos) rupanya merupakan bendungan yang dibangun di era Kolonial Belanda. Tepatnya sekitar tahun 1930. Bendungan ini merupakan bendung gerak yang berfungsi sebagai pengendali banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sragi.
Fungsi lain bendung gerak Gembiro adalah membantu pengairan area persawahan di kawasan bawah. Khususnya di kawasan Kedungjaran, Kecamatan Sragi yang merupakan wilayah pengairan bendung Brondong. Diperkirakan luasan lahan sawah yang diairi bendung gerak Gembiro seluas 900an hektar.
Menurut Koordinator Alokasi Air Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Pemali Comal, Adi Setyono bendung Brondong merupakan bendung utama yang dibangun 20 tahun sebelum bendung gerak Gembiro. Bendung Brondong adalah bendung tetap yang mengairi 3.211 hektar area sawah di kawasan hulu DAS Sragi.
Sebagai bendung gerak konstruksi bangunan bendung Gembiro memiliki perbedaan dengan bendung utama Brondong. Khususnya pada bagian pintu bendung Gembiro yang dapat dibuka-tutup.
Adi menuturkan pintu bendung Gembiro biasanya akan dibuka ketika debit air di DAS Sragi penuh. Sementara pada bendung Brondong tidak terdapat pintu yang dibuka-tutup. Hal ini disebabkan oleh karakter bendung Brondong sebagai bendung utama dan bendung tetap. (Ribut - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4446 |
![]() |
: | 1404 |
![]() |
: | 1 |