Lahan Payau Kembali Produktif, Inovasi Padi Biosalin Buka Peluang Baru Ketahanan Pangan
Diposting Oleh: Admin RKB
Kota Pekalongan - Di tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, terobosan baru dalam sektor pertanian muncul di Jawa Tengah. Lahan payau, yang selama ini dianggap kurang produktif untuk budi daya tanaman pangan, kini berhasil dimanfaatkan untuk menanam padi jenis Biosalin. Salah satunya seperti yang diterapkan Kota Pekalongan, tepatnya di Kelurahan Krapyak dan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto mengungkapkan bahwa, salah satu daerah di Jawa Tengah yang berhasil melakukan panen padi Biosalin adalah Kota Pekalongan. Di mana, di wilayah Kota Batik tersebut, lahan payau yang selama ini terendam rob dan tidak produktif selama 10 tahun, kini mampu menghasilkan padi kembali berkat inovasi teknologi pertanian berupa penanaman bibit padi Biosalin jenis 1 dan 2.
'Padi Biosalin dikembangkan melalui rekayasa genetik dan seleksi varietas yang tahan terhadap salinitas. Selain itu, teknik pengelolaan air dan pemupukan organik juga diterapkan untuk mendukung pertumbuhan padi di lingkungan ekstrem,' tuturnya saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (29/11/2024).
Menurutnya, pentingnya perkembangan dan penerapan teknologi pada Biosalin untuk mengoptimalkan lahan-lahan sawah yang ada di pesisir yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini adalah bukti bahwa, dengan inovasi yang tepat, lahan yang semula terendam rob dan tidak produktif dapat diubah menjadi lahan pertanian yang subur. Keberhasilan ini diharapkan bisa diterapkan di daerah-daerah lain di Jawa Tengah yang memiliki lahan serupa.
'Pengembangan padi Biosalin ini bisa menjadi potensi besar untuk menjadi solusi petani di daerah pesisir yang selama ini mengalami kesulitan bertani di lahan yang terkena intrusi air laut atau rob. Sebab, padi Biosalin dikenal memiliki ketahanan terhadap salinitas yang tinggi, sehingga cocok ditanam di lahan payau yang terkena air laut,' ujarnya.
Keberhasilan panen ini tidak terlepas dari sinergi berbagai pihak termasuk Kodim 0710/Pekalongan dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan serta Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BBPSI Biogen) yang ikut berperan aktif dalam program ini. Kolaborasi bersama ini terbukti efektif dalam memanfaatkan teknologi padi Biosalin untuk mengatasi lahan payau yang sempat terbengkalai.
Melalui program-program yang dilaksanakan secara terpadu ini diharapkan dapat mempercepat adopsi penerapan teknologi padi Biosalin di berbagai daerah pesisir lainnya guna meningkatkan ketahanan pangan dan produktivitas di Jawa Tengah.
Keberhasilan panen padi Biosalin ini juga tentu membawa harapan baru bagi masyarakat Kota Pekalongan yang kini memiliki potensi menjadikan lahan payau yang sebelumnya terabaikan sebagai lumbung padi baru di Jawa Tengah.
Lanjutnya, optimalisasi produksi padi bisa dilakukan di antaranya dengan memanfaatkan lahan-lahan yang tidak terpakai digunakan untuk lahan pertanian. Selain itu, peningkatan indeks pertanaman harus dilakukan, yang semula tanam sekali menjadi dua kali, dua kali menjadi tiga kali. Hal tersebut sudah bisa memperluas hasil panen, sehingga bisa menambah stok pangan di Jawa Tengah.
'Perluasan lahan pertanian yang kami harapkan bisa menutup panen sebulan 100.000 hektar untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Tengah sekaligus menyuplai nasional kontribusi 17 persen pangan nasional,' ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid mengaku bersyukur, dengan adanya proyek nasional penanggulangan banjir dan rob di Kota Pekalongan, banyak sekali daerah yang awalnya terdampak rob, kini secara bertahap sudah bisa kering, di antaranya lahan sawah eks rob di wilayah Bantaran Krapyak dan Clumprit Degayu seluas 95 hektare yang dulunya berupa rawa kini bisa ditanami kembali.
'Alhamdulillah atas inisiasi dari Kodim 0710/Pekalongan, lahan persawahan yang terdampak rob bisa produktif lagi dan ditanami kembali untuk meningkatkan semangat dan produktivitas dari para kelompok tani. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membawa keberkahan semuanya dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo,' tegasnya.
Keberhasilan panen padi Biosalin di lahan eks rob ini memberikan secercah harapan bagi para petani Kota Pekalongan, salah satunya Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya Kota Pekalongan, M. Besar.
Ia menuturkan bahwa, saat lahan sawahnya terendam rob 8 tahun belakangan, dirinya mengaku kesulitan untuk menanam padi. Sebab, kandungan air asin yang tinggi membuat pertumbuhan tanaman padi terganggu dan mengalami gagal panen. Namun, pada musim penghujan, padi varietas Biosalin ini pada musim penghujan bisa ditanam di lahan eks rob dengan syarat tanah itu harus terendam air secara terus-menerus.
'Kami mendapatkan benih tanaman padi ini yang disalurkan oleh Pemkot. Setelah pembukaan lahan eks rob ini, dari Kodim dan Dinperpa mengelola lahan ini, dan ada beberapa tani yang bekerja disini serta dilakukan pendampingan selama proses penanaman padi ini. Dengan hasil panen ini, maka memunculkan keinginan kami para petani untuk lebih semangat lagi menanam dan mengelola lahan sawah bekas rob agar bisa lebih produktif lagi,' pungkasnya. (Dian)