Musim hujan yang melanda Kota Pekalongan turut berdampak pada penurunan penjualan es jeruk peras. Riyanti, seorang pedagang es jeruk di kawasan Jl. Kurinci mengeluhkan penurunan omzet yang cukup signifikan. Sebelum musim hujan, Riyanti mampu meraih omzet sebesar Rp 300.000 - Rp 400.000 per hari. Namun, setelah musim hujan tiba omzetnya menurun drastis menjadi Rp 200.000 - Rp 300.000 per hari atau sekitar 40-50%.
Selain faktor cuaca, Riyanti juga menghadapi kendala dalam memperoleh bahan baku utama. Ia menyayangkan kelangkaan jeruk Jember yang biasa ia gunakan yang harganya cukup terjangkau, yaitu Rp 15.000/kg. Kelangkaan ini memaksa Riyanti untuk menggantinya dengan jeruk Medan yang harganya lebih mahal, yaitu Rp 22.000/kg. Kelangkaan jeruk Jember membuat biaya produksi meningkat, sementara penjualan menurun.
Riyanti berharap, kondisi ini segera membaik agar usahanya dapat kembali normal. Selain itu, jeruk Jember kembali stabil dan musim hujan segera berlalu, supaya penjualan bisa meningkat lagi.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Riyanti tetap berusaha mempertahankan kualitas produknya demi kepuasan pelanggan. Dengan semangat pantang menyerah, ia terus melayani pelanggan setianya dan beradaptasi dengan kondisi yang ada. (Naila - Ozy)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4406 |
![]() |
: | 1756 |
![]() |
: | 1 |