Pemerintah Kota Pekalongan , meminta masyarakat untuk melakukan gerakan menamam cabe dan sayuran lainnya secara mendiri , menyusul kenaikan harga cabai yang signifikan di pasaran lokal .
Kepala Bidang Perdagangan , pada Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM , atau Dindagkop setempat , Fitria Yuliani Kartika menjelaskan , lonjakan harga ini disebabkan oleh minimnya pasokan , dari daerah penghasil cabai .
Fitria menyebutkan , faktor cuaca yang memasuki musim hujan , berdampak pada berkurangnya hasil panen , sebagian tanaman rusak , dan sebagian daerah penghasil sedang memasuki masa tanam baru .
Sebagai langkah stabilisasi , Fitria mengungkapkan , Pemkot melalui Dindagkop , melakukan pemantauan harga harian di tiga pasar utama , yaitu Pasar Grogolan , Pasar Darurat Sorogenen , dan Pasar Banyurip . Selain itu , bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID , menggalakkan gerakan tanam cabai dan sayuran di lingkungan rumah tangga .
Fitria menambahkan , upaya ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat , terhadap pasokan pasar , dengan memenuhi kebutuhan cabai dan sayuran , secara mandiri .
Data dari Dindagkop menyebutkan harga cabai di Kota Pekalongan , pada awal Januari ini , naik mencapai hingga 150 persen . Berdasarkan pantauan , harga cabai merah keriting naik dari Rp24.800 , menjadi Rp55.200 per kilogram .
Sedangkan cabai merah besar melonjak dari Rp24.933 , menjadi Rp46.400 per kilogram . Kenaikan serupa juga terjadi pada cabai rawit hijau , yang naik dari Rp16.200 , menjadi Rp42.400 per kilogram , dan cabai rawit merah mencapai Rp74.000 per kilogram , dari sebelumnya Rp32.133 . (Anto – Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4402 |
![]() |
: | 1114 |
![]() |
: | 1 |