Kedelai Impor dari Amerika dan Korea masih jadi pilihan para Produsen Tempe di Kota Pekalongan, dikarenakan stoknya yang selalu tersedia tanpa mengenal musim.
Ketua Paguyubah Tahu dan Tempe, Bambang Sutedjo menjelaskan, Kedelai impor lebih mudah diolah untuk membuat tempe karena merupakan kedelai yang sudah agak lama sehingga lebih mudah untuk mengeluarkan jamur tempe.
Sedangkan kedelai lokal yang merupakan kedelai baru dinilai lebih sulit mengeluarkan jamurnya sehingga proses pembuatan tempe menjadi lebih sulit.
Walaupun begitu, beberapa produsen tempe masih ada yang menggunakan kedelei lokal karena dinilai rasa tempenya lebih enak jika dibandingkan dengan tempe yang dibuat dari kedelai impor.
Bambang Sutedjo menambahkan, untuk harga kedelai impor pada bulan September dan Oktober yang lalu turun hingga 6500 ribu rupiah per kilogram namun sekarang sudah normal kembali di angka 7000 hingga 7300 rupiah per kilogram.
(Amy Priyono W - Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4450 |
![]() |
: | 21127 |
![]() |
: | 1 |