Karena krisis global yang terjadi beberawa waktu lalu, membuat daya beli masyarakat yang turun pada tahun 2017, tampaknya belum pulih hingga sekarang. Bahkan penurunan produksi batik tersebut, mencapai 10 sampai 20%.
Sekretaris Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia Pekalongan, Arief Wicaksono mengatakan, penurunan daya beli tersebut tidak hanya terjadi di Kota Pekalongan, namun juga terjadi merata di sejumlah negara tujuan ekspor.
Kepada Radio Kota Batik, Arief Wicaksono menjelaskan, tahun ini pihaknya memperkirakan daya beli masyarakat akan meningkat kembali, karena faktor keamanan dan kenyamanan yang semaik baik, serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Arief Wicaksono menambahkan, pihaknya juga akan mencoba menembus kembali pasar-pasar ekspor, diawali dengan menggeliatkan kembali daya beli masyarakat di Kota Pekalongan. (Amy Priyono W - Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4400 |
![]() |
: | 4645 |
![]() |
: | 1 |