Mayarakat Kota Pekalongan kembali merasa kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram atau gas melon, sejak beberapa waktu terakhir.
Seperti diungkapkan oleh Ali, salah seorang penjual gas elpiji di Medono bahwa saat ini warungnya kesulitan mendapatkan gas melon. Yang sebelumnya setiap hari datang 9 sampai 10 tabung saat ini harus pesan seminggu sebelumnya.
Menurut Ali, pihaknya juga keberatan dengan kebijakan baru yang diterapkan, yaitu harus membeli 1 atau 2 tabung bright gas berukuran 5,5 kilo terlebih dahulu jika ingin kulak gas melon.
Kepada Radio Kota Batik, Ali menjelaskan pihak pangkalan mengatakan jika tidak membeli bright gas maka pasokan gas melon di tempatnya akan dikurangi.
Jika kedepan sama sekali tidak membeli brigth gas, maka pada saatnya nanti pasokan akan betul-betul dihentikan.
Sementara itu, Unit Manager Communication and CSR PT Pertamnina MOR IV Andar Titi Lestari mengungkapkan sejauh ini tidak ada pengurangan pasokan gas elpiji bersubsidi untuk wilayah Pekalongan.
Andar Titi Lestari menambahkan berdasarkan data seharusnya kebutuhan semua pangkalan yang ada sudah terpenuhi. Dan jika ada kelangkaan bukan karena kosong atau pasokan dikurangi namun karena hari minggu memang libur maka harus menunggu droping. (Amy Priyono W - Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4416 |
![]() |
: | 3770 |
![]() |
: | 1 |