Pasca kebakaran terjadinya Pasar Banjarsari, dan belum adanya kejelasan tentang  relokasi, membuat sekitar 500 pedagang dari Ikatan Pedagang Pasar Banjarsari menggelar aksi unjuk rasa damai, pada Senin, 19 Maret 2018.

Kepada Radio Kota Batik, Hafidin, Wakil Ketua Ikatan Pedagang Pasar Banjarsari mengatakan, pihaknya meminta untuk jangka  pendek segera diberikan relokasi secepatnya, dan relokasi di jadikan satu tidak berpisah dengan pedagang yang lain. Karena, apabila di pisah daya beli masyarakat akan melemah.

Menurut Hafidin, apabila sudah ada tempat relokasi, para pedagang meminta tida ada pungutan liar atau pungli. Serta untuk jangka panjang, apabila menempati kembali jangan di bebani biaya kembali. Pedagang juga meminta di lokasi pasar nantinya, tidak ada  bioskop dan mall.

Hafidin mengungkapkan, ia meminta untuk pasar relokasi berada di lapangan  Sorogenen. Karena, pada tahun 2001 hingga 2004 tempat tersebut di jadikan relokasi pasar darurat. Tidak hanya itu, relokasi tersebut tidak jauh dari pasar yang lama.

Sementara itu Sekretaris Daerah, Sri Ruminingsih yang menemui para pedagang menjelaskan, untuk pasar darurat, pemkot sudah merencanakan percepatan pendirian pasar darurat.

Sesuai dengan kajian yang dilakukan dan beberapa kali pertemuan di jajaran Pemkot lainya serta melibatkan pedagang pasar, maka diputuskan untuk menempatkan sebagian pedagang di Taman Patiunus.

Sedangkan sebagian pedagang yang lain, akan ditempatkan di sepanjang Jalan Patiunus, sampai dengan pertigaan eks-Kelurahan Sugihwaras, yang nantinya jalan tersebut akan ditutup, kemudian Jalan Blimbing, Jalan Mangga, dan Jalan Rambutan.

Menurut Sekda, relokasi pedagang ke beberapa tempat seperti Lapangan Sorogenen. Setelah dikaji ternyata tidak memungkinkan.  Karena lokasi tersebut  sudah dijadikan Ruang Terbuka Hijau.

Sekda menambahkan, perlu disadari bersama anggaran Pemkot, untuk pembangunan pasar darurat tersebut terbatas, karena anggaran belanja tak terduga hanya sekitar 2 miliar, dan ketentuan.ya tidak boleh dihabiskan seluruhnya, harus ada untuk dana cadangan. (Indra Dwi Purnomo - Dirhamsyah)