Akhirnya Dasirin beserta keluarga  yang di kabarkan hidup di hutan  di Desa Sengare  Kecamatan Talun  Kabupaten Pekalongan  berhasil dievakuasi oleh aparat Pemkab setempat  ke perkampungan.  

Kepada Radio Kota Batik  Iis pendamping PKH atau Program Keluarga Harapan  mengatakan  pada saat itu pihaknya akan mencairkan dana PKH tahap ketiga  milik Sarkonah istrinya Dasirin dengan menggunakan ATM  Namun  Sarkonah belum mempunyai ATM sehingga pihaknya mencari dan mendampingi untuk membuat ATM.

Akan tetapi  dari keterangan ketua kelompok  ternyata  Sarkonah pergi ke hutan untuk hidup bersama suaminya disana  dan akhirnya pihaknya bersama tim melakukan penusuran ke hutan.

Menurut Iis  Sarkonah semula masih bersama keluarganya di Desa Kerompeng  namun karena ada tanggungan anak-anak lumpuh  agar tidak merepotkan keluarga  istri dan dua anaknya diajak ikut tinggal di hutan.

Sementara itu  Bupati Asip Kolbihi mengatakan  kasus yang tinggal di hutan bisa terdeteksi berkat anggota  PKH  dan karena kondisi yang di tinggali sangat memprihatinkan  maka pihaknya bersama Muspika  langsung bertindak cepat  untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Diantaranya  pihaknya akan membuatkan rumah dan menangani kondisi kedua anaknya yang bernama Wiwit Setyaningsih umur 16 tahun dan Fifi Ratnasari umur 10 tahun.

Menurut Asip  kedua anaknya menderita kelumpuhan akibat patah tulang pungung  sehingga keduanya tidak dapat beraktivitas  Oleh karena itu  pihaknya memerintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk membawa ke rumah sakit untuk dilakukan fisioterapi.

Asip mengungkapkan  Dasirin kesehariannya hanya mencari pakan ternak  titipan orang dengan sistem bagi hasil anak dari kerbau tersebut.  

Tidak hanya itu juga  mereka juga tidak berbaur dengan penduduk lain  lantaran tempat tinggalnya benar-benar hutan di ketinggian Kecamatan Talun.

Asip menambahkan  tidak hanya itu juga  jarak  pemukiman penduduk menuju ke hutan  sekitar 7 kilo meter  Selain itu  akses menuju ke lokasi tidak bisa dilalui dengan kendaraan  karena kondisi jalan curam dan terjal  Sehingga  memang jarang sekali ada penduduk setempat yang naik ke hutan.  ( Indra Dwi Purnomo - Dirhamsyah )