Bulan Muharram merupakan bulan pertama atau bulan baru dalam kalender penanggalan Islam atau Kalender Hijriyah.
Sementara dalam kalender penanggalan Jawa Muharram lebih dikenal sebagai bulan Syuro yang cukup kental dengan sejumlah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Kepada Radio Kota Batik salah seorang ulama di Pekalongan Selatan Ustadz Ahmad Marzuki mengungkapkan tradisi yang kental dilakukan hingga saat ini adalah pembagian bubur syuro.
Menurut Ustad Ahmad Marzuki pembaigian bubur suran biasanya dilakukan pada 10 Muharram yang malam sebelumnya dilakukan kegiatan do’a bersama.
Ustadz Ahmad Marzuki menjelaskan kegiatan tersebut bukan tidak memiliki landasan Namun terdapat dalam kitab fiqih I’anatut Tholibin.
Dalam kitab tersebut filosofi bubur syuran ada dalam Juz 2 halaman 267 yang menyebutkan bahwa setelah selamat dari musibah banjir bandang Nabi Nuh beserta orang yang mengikuti merasa lapar namun perbekalan telah habis hingga kemudian mengumpulkan sisa gandum dan beragam biji-bijian lainnya untuk dibuat bubur. (Tri Handayani - Dirhamsyah)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4415 |
![]() |
: | 3717 |
![]() |
: | 1 |