Badan Pusat Statistik atau BPS Kota Pekalongan menyimpulkan bahwa masyarakat miskin atau yang masuk kelompok masyarakat terbawah lebih memilih mencukupi kebutuhan tembakau atau rokok daripada kebutuhan protein dan kalori .
Kepada Radio Kota Batik Kasi Statistik Sosial BPS setempat Nur Saidah menjelaskan dalam data rilis statistik kesejahteraan BPS 2018 masyarakat dikelompokkan pada tiga bagian yaitui kelompok 40 persen terbawah 40 persen menengah dan 20 persen teratas.
Menurut Saidah dari data rilis tersebut ada fenomena yang cukup aneh yaitu konsumsi rokok tembakau pada kelompok masyarakat 40 persen terbawah tinggi meskipun kebutuhan kalori dan protein belum tercukupi.
Dalam data disebutkan angka konsumsi rokok per bulan sebesar 37.770 rupiah lebih tinggi dibandingkan konsumsi daging yang hanya sebesar 10.285 rupiah.
Selain itu dari data tercatat untuk pemenuhan masyarakat 40 persen terbawah terhadap makanan mengandung kalori adalah 1708 kkal padahal batas minimalnya adalah 2.100 kkal yang artinya konsumsi kalori belum tercukupi.
Nur Saidah menambahkan untuk data pengeluaran perbulan masyarakat terhadap makanan masing-masing kelompok tercatat sebesar 345.015 rupiah untuk kelompok 40 persen terbawah 549.709 rupiah untuk kelompok 40 persen tengah dan 832.532 rupiah untuk kelompok 20 persen teratas per kapita per bulan. (Kharisma - Regina)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4417 |
![]() |
: | 3499 |
![]() |
: | 1 |