Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Edukasi Siswa dan Guru Berbasis Cagar Budaya di Hotel Sahid Mandarin Kota Pekalongan pada Rabu, 20 Maret. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru dan siswa dari kabupaten dan kota di Jawa Tengah.
Pegiat sejarah Pekalongan Heritage Community, Mohammad Dirhamsyah mengatakan saat ini ada lebih dari seratusan bangunan cagar budaya di Kota Pekalongan. Oleh karena itu Pemkot perlu melakukan langkah antisipasi penyelamatan terhadap bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah itu.
Dirhamsyah menjelaskan, ratusan bangunan cagar budaya tersebut terdiri atas bangunan rumah kuno milik warga, 23 bangunan cagar milik Pemkot Pekalongan dan Pemprov Jateng, dua bangunan milik PT. Kereta Api Indonesia dan PT. Pertani yang berada di Kawasan Budaya Jetayu.
Dirham mengungkapkan bahwa untuk mempertahankan cagar budaya yang ada di Pekalongan ini perlu Surat Keputusan (SK) pemerintah daerah untuk memperkuat adanya bangunan cagar budaya. Pemerintah daerah dapat menghadirkan tim ahli cagar budaya untuk melakukan inventarisasi kemudian dibuatkan SK.
Sementara itu Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada Musadad mengatakan, pelestarian cagar budaya menjadi tanggung jawab bersama, edukasi yang melibatkan siswa dan guru ini sangat baik sehingga ke depannya dapat ditularkan atau dibagikan ke orang lain.
Musadad mengaku pihaknya hanya berkecimpung di bidang teoretis, tanpa komunitas atau praktisi yang menjadi ujung tombak, memanfaatkan keterlibatan dinas dan balai pelestarian saja tidak cukup. (Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
![]() |
: | 1 |
![]() |
: | 4457 |
![]() |
: | 5401 |
![]() |
: | 1 |